PELAIHARI – Dalam
rangka mendorong program swasembada daging sapi nasional dan menuju green
company, BUMN Perkebunan Sawit diminta
ikut serta dengan membangun peternakan sapi yang terintegrasi (integrated
farming system). PTPN XIII, menyambut
baik program ini dengan menujuk Kebun Pelaihari, Distrik Kalimantan
Selatan/Tengah sebagai pilot projet. Program ini menjadi program yang terintegrasi antara
Sapi-Sawit-Enegeri.
Pada kunjungan
kerja Direktur Perencanaan, Pengembangan dan Pemasaran PTPN XIII, Sunardi R
Taruna, ke Kebun Pelaihari (11/10) menyampaikan bahwa Saat ini, PTPN
XIII, telah dan sedang membangun fasilitas peternakan untuk penggemukan sapi.
Tahap awal, telah dibangun kandang untuk 500 ekor yang terintegrasi dengan
instalasi biogas dan pupuk organik. Seluruh biaya telah disiapkan dalam
RKAP revisi tahun 2012,” demikian disampaikan Sunardi R Taruna.
Lebih lanjut,
mantan General Manager Distrik Kalteng ini menyampaikan sejak Juli 2012,
Kebun Pelaihari sudah mendatangkan 215 ekor sapi dan akan mencapai 1000
ekor hingga akhir tahun 2012. Dalam pengadaan sapi, PTPN XIII menggandeng
PT Berdikari, perusahaan BUMN yang bergerak dibidang peternakan sapi di
Indonesia.
Aditya Nurcahya,
General Manager Distrik Kalsel/teng yang turut mendampingi kunjungan Direktur
Perencanaan, Pengembangan dan Pemasaran mengatakan bahwa kurang bergairahnya
peternakan sapi di Indonesia lebih disebabkan oleh ketersediaan pakan ternak.
“Kendala ketersediaan pakan untuk ternak sapi yang selama ini dikeluhkan
peternak menjadi faktor dan pemicu kurang semangatnya petani. Dengan masuknya
perusahaan perkebunan, dimana disekitar kebun masih banyak lahan kosong yang
infrastrukturnya sudah tersedia dengan baik akan dimanfaatkan untuk menanami
rumput gajah dan bahkan limbah perkebunan sawit seperti pelepah telah diolah
menjadi pakan ternak berupa konsentrat. Masalah pakan yang selama ini menjadi
momok bagi peternak akan terpecahkan,”ujarnya.
Manajer Kebun
Pelaihari, Hamonangan Silitongan, mengatakan bahwa usaha pengemukan sapi ini
memiliki prospek, bisa dilihat dari tingginya jumlah ekspor sapi dari
australia, ini merupakan peluang, oleh karena itu usaha penggemukan sapi ini
akan dikelola secara profesional. “pemasaran ternak sapi, hasil penggemukan
Kebun Pelaihari tidak akan mengalami kendala, hingga kemarin (11/10) telah
terjual sebanyak 50 ekor sapi. Selain itu, PT. Berdikari sebagai pemasok
bersedia membeli kembali ternak apabila permintaan ditingkat lokal kurang. Tapi
kami sangat yakin hal ini sangat kecil mungkin terjadi karena sampai dengan
saat ini jumlah impor sapi dari Australia masih tingginya,” ujarnya.
Suhadak, Asisten
Kepala Kebun Pelaihari yang ditugasi sebagai pimpinan propyek mengatakan bahwa
program penggemukan sapi ini akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan
pemerintah. “kedepan penggemukan sapi ini tidak hanya sebagai proyek saja tapi
akan menjadi core busines yang akan memberikan nilai tambah kepada perusahaan.
Dengan peningkatan berat sapi antara 0,6 – 1 kg per hari, maka diharapkan
selama masa penggemukan +/- 3 bulan terdapat kenaikan berat antara 54 – 90 kg.
Sumber : http://www.bumn.go.id/